tahap perkembangan peserta didik pada SMP
NAMA = ALFIAN PAUZI
NIM = E1B017004
BLOG =
pauzialfian.blogspot.com
NO.HP = 085338676474
TUGAS 8, SABTU 13 MEI
2018
TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERIODE
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Dalam tahap
perkembangannya, peserta didik usia SMP berada pada periode perkembangan yang
sangat pesat dari segala aspek. Berikut ini disajikan perkembangan tersebut
yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu perkembangan aspek kognitif, afktif,
dan psikomotorik.
1. Perkembangan
aspek kognitif
Menurut Piaget
anak-anak SMP, yaitu usia 11-15 tahun berada pada periode formal operasional.
Pada tahap ini operasi mental pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret,
tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat verbal atau logika, yang tidak hanya
menjangkau kenyataan melainkan juga kemungkinan, tidak hanya menjangkau masa
kini tetapi juga masa depan.
Dengan demikian pada
tahap ini peserta didik sudah dapat berfikir secara abstrak dan hipotetis
sehingga mereka mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi yang
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak.
Peserta didik pada
tahap formal operasional dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari
dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka
juga mampu berfikir secara sistematik, mampu berfikir bukan hanya dalam apa
yang terjadi tetapi berfikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi. Mereka
memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan permasalahan.
Sebuah mobil yang tiba-tiba mogok misalnya, bagi peserta didik yang berada pada
tahap operasional konkret (SD) akan mengambil kesimpulan bahwa mobil bensinnya
habis, jadi mogok. Dia hanya menghubungkan sebab-akibat dalam satu rangkaian.
Lain halnya dengan peserta didik pada tahap formal operasional (SMP), dia
memikirkan beberapa kemungkinan mengapa mobilnya mogok, seperti mungkin businya
mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain yang membrikan dasar
bagi pemikirannya.
2. Perkembangan
aspek afektif
Keberhasilan proses
pendidikan juga ditentukan oleh keberhasilan dalam perkembangan aspek afektif
peserta didik. Bloom memberikan definisi tentang aspek afektif yang terbagi
atas lima tataran afektif yang berimplikasi pada peserta didik di SMP sebagai
berikut :
a. Sadar
akan situasi, fenomena di masyarakat dan objek di sekitarnya.
b. Responsih
terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka.
c. Mampu
menilai.
d. Sudah
mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem dan menentukan hubungan
di antara nilai-nilai yang ada.
e. Sudah
mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut.
Faktor individu yang lebih spesifik
dalam tingkah laku peserta didik yang sangat penting dalam penguasaan materi
pendidikan meliputi :
a. Self-esteem,
yaitu penghargaan seseorang yang diberikan seseorang kepada dirinya.
b. Inhibition,yaitu
sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
c. Anxiety,
yaitu kecemasan yang meliputi rasa frustasi, khawatir, tegang, dan sebagainya.
d. Motivastion,
merupakan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
e. Risk-taking,
yaitu keberanian mengambil resiko.
f. Empati,
yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang
lain.
3. Perkembangan
aspek psikomotorik
Perkembangan aspek
psikomotorik ini juga merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui oleh
guru. Perkembangan aspek-aspek psikomotorik peserta didik SMP melalui tahap-tahap
berikut ini :
1. Tahap
kognitif
Tahap ini ditandai
dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Hal ini terjadi karena
peserta didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya.
Mereka harus berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu gerakan. Pada
tahap ini peserta didik sering membuat kesalahan yang kadang-kadang membuat
mereka merasa frustasi.
Melakukan kesalahan
atau percobaan merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan. Seseorang
yang pernah melakukan suatu kesalahan diharapkan dapat mengambil pelajaran dari
segala hal yang terjadi.
2. Tahap
asosiatif
Pada tahap ini peserta
didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang
gerakan-gerakan yang akan dilakukannya. Mereka mulai dapat mengasosiasikan
gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenalnya. Tahap
ini merupakan tahap pertengahan dalam perkembangan aspek psikomotorik peserta
didik.
Gerakan-gerakan pada
tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang bersifat otomatis. Pada tahap
ini anak berfikir untuk melakukan gerakan yang akan dilakukannya lebih sedikit
dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Karena waktu yang
digunakan relatif pendek, maka gerakan-gerakannya sudah mulai tidak kaku dan
lambat.
3. Tahap
otonomi
Pada tahap ini peserta
didik telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah
hampir lengkap meskipun mereka tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang
dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi dikarenakan peserta didik sudah
tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Pada
tahap ini, gerakan-gerakan mereka telah dilakukan secara spontan sehingga
gerakan-gerakan yang dilakukannya tidak harus dipikirkanya terlebih dahulu.
Comments
Post a Comment